TERNYATA ORANG INDONESIA ITU SUKA NIMBUN BARANG

Kamu termasuk yang suka beli barang preloved atau suka nimbun barang? Kalo dimanfaatin, kebiasaan ini bisa dijadiin lahan bisnis lho. Menurut survey yang dilakuin oleh Carousell, sebuah mobile classifieds marketplace, di tahun 2017 dengan koresponden 1.000 orang Indonesia berusia 20-40 tahun bulan September lalu, kebanyakan orang Indonesia ternyata hobi menimbun barang. Carousell juga ngungkap beberapa tren preloved di Indonesia seperti kebiasaan baru orang Indonesia untuk nyari barang-barang unik preloved. Ada fakta apa lagi ya di balik kebiasaan orang Indonesia ini? 

 

BANYAK POTENSI TERSEMBUNYI DARI BARANG-BARANG NGGAK KEPAKE DI RUMAH

  • 7 dari 10 orang Indonesia suka numpuk barang di rumah. 82% numpuk hingga 29 barang tidak terpakai di rumah. Yang paling ditumpuk adalah mainan dan permainan papan, barang fashion, dan buku.
  • 65% masyarakat Indonesia mengaku susah banget untuk ngelepas barang-barang nggak terpakai tersebut. 39% merasa punya kenangan yang terkait sehingga kesulitan melepas barang tersebut.
  • Barang-barang ini ternyata punya daya jual tinggi. Lebih dari 60% masyarakat Indonesia numpuk barang tidak terpakai yang berpotensi bernilai hingga Rp5 juta, sementara 16% berpikir bahwa mereka menumpuk barang bernilai lebih dari Rp10 Juta.
  • Barang elektronik dan gadget punya nilai tertinggi di pasar preloved, diikuti oleh fashion dan kategori orang tua dan anak. Kisaran nilai tumpukan barang tidak terpakai pada kategori preloved fashion dan orang tua & anak-anak berada di antara Rp500.000 – 3.000.000, sementara pada kategori gadget dan barang elektronik berada pada Rp1.000.000 – 5.000.000.

 

ORANG INDONESIA MERUPAKAN PENDUKUNG BESAR PASAR PRELOVED

  • 8 dari 10 orang Indonesia rutin membeli barang preloved setidaknya sebulan sekali. Angka ini lebih tinggi dari angka rata-rata pasar APAC/global. Gadget dan barang elektronik, pakaian cowok dan cewek dan barang branded adalah kategori barang preloved yang paling banyak dicari.
  • Keinginan untuk nemuin barang langka jadi motivasi utama disusul dengan alasan untuk menghemat uang dari harga diskon.
  • Pasar preloved jadi solusi yang terjangkau untuk mengikuti tren terbaru. Pasar preloved memudahkan kita untuk menemukan dan menjual smartphone preloved dengan harga yang menarik. 7 dari 10 orang akan mempertimbangkan untuk membeli smartphone preloved daripada yang baru dengan alokasi anggaran lebih dari Rp5 Juta dalam setahun. Sebelum membuat keputusan akhir, 89% mempertimbangkan kondisi gadget preloved, diikuti dengan pentingnya mendapat satu set yang masih lengkap dan garansi yang masih berlaku.
  • 8 dari 10 orang Indonesia berkontribusi besar dalam membantu pertumbuhan penjualan produk fashion preloved.
  • 85% orang Indonesia terbiasa menyimpan hingga 30 barang fashion yang tidak terpakai lagi setelah 15 kali pemakaian. Selain memilih untuk memberikannya kepada kenalan/kerabat, setengahnya memilih menjual fashion preloved tersebut secara online.
  • Pasar preloved dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia. Pasar preloved menawarkan lebih dari sekedar apa yang konsumen inginkan, di mana kebanyakan dari mereka telah menyadari adanya keuntungan finansial di pasar preloved. Pasar preloved dapat meningkatkan pendapatan dengan menjual barang-barang tidak terpakai. Pendapatan ekstra ini memungkinkan mereka untuk menabung, membeli kebutuhan lain untuk diri sendiri bahkan traveling.

 

Tingginya potensi pertumbuhan pasar preloved di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh keterbukaan masyarakat untuk berbelanja online. 70% masyarakat Indonesia percaya bahwa risiko penipuan tidak hanya bisa terjadi di online saja, sehingga perlu berhati-hati dalam setiap pembelian.

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *