Mitos dan Fakta Efek Samping Alat Bantu Pendengaran

Gangguan pendengaran bisa dialami oleh siapa saja, tua ataupun muda. Untuk mempermudah komunikasi, penderita gangguan dengar biasanya disarankan untuk menggunakan alat bantu dengar. Sayangnya, banyak masyarakat enggan untuk menggunakannya karena takut menimbulkan efek samping buruk. Berikut ini mitos dan fakta efek samping alat bantu pendengaran yang wajib diketahui.

1. Memperburuk Gangguan Pendengaran

Efek samping alat bantu pendengaran yang pertama adalah dapat memperburuk gangguan pendengaran. Pernyataan tentang alat bantu dengar tersebut adalah mitos. Alat bantu pendengaran pada prinsipnya bekerja sebagai alat pengeras suara. Struktur alat bantu pendengaran terdiri dari tiga bagian, yakni mikrofon, amplifier dan speaker.

Alat bantu pendengaran akan bekerja menangkap suara di sekitar telinga dengan bantuan mikrofon. Kemudian gelombang suara tersebut diubah menjadi sinyal listrik dan dikirimkan ke amplifier. Amplifier akan meningkatkan kekuatan sinyal suara dan mengirimkannya ke telinga melalui speaker.

Penggunaan alat bantu pendengaran tidak akan memberi efek negatif selama digunakan dengan benar. Oleh karena itu, pengaturan atau setting ABD secara berkala wajib dilakukan. Setting alat dilakukan untuk menyesuaikan amplifier dan ambang batas toleransi pendengaran setiap pasien yang berbeda-beda. Sehingga tidak akan menimbulkan over amplification dan menyebabkan gangguan semakin parah.

2. Memancarkan Radiasi

Hal lain yang banyak ditakuti oleh masyarakat jika menggunakan alat bantu pendengaran adalah masalah radiasi. Alat bantu pendengaran yang didesain menggunakan baterai sering disalah artikan dengan sumber radiasi. Karena diletakkan di balik telinga dan dekat dengan otak, radiasi yang dipancarkan oleh alat bantu pendengaran ditakutkan berdampak buruk bagi kesehatan.

Pada kenyataannya efek samping alat bantu pendengaran yang bisa menyebabkan paparan radiasi adalah mitos. Alat bantu pendengaran ataupun baterai yang digunakannya tidak menimbulkan paparan radiasi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa alat bantu pendengaran tidak akan menyebabkan kerusakan pada telinga dan otak. Asalkan telah diprogram dengan baik sesuai dengan kebutuhan tiap pasien.

Faktanya, penggunaan alat bantu pendengaran bisa meningkatkan taraf hidup pasien gangguan dengar. Ketajaman pendengaran dalam menangkap gelombang suara, dan syaraf pendengaran yang sering terstimulus bisa menunda penurunan daya dengar seseorang secara natural. Sebaliknya, tidak menggunakan alat bantu pendengaran bisa meningkatkan resiko gangguan.

Hal ini terjadi karena melemahnya syaraf sel koklea yang tidak pernah mendapat stimulus suara. Penurunan daya dengar bisa terjadi bukan karena efek samping alat bantu pendengaran. Namun karena faktor lain yaitu infeksi telinga karena virus dan bakteri, atau demam tinggi.

3. Menyebabkan Gatal dan Gangguan pada Telinga

Faktanya, pengguna alat bantu pendengaran seringkali mengeluhkan telinga menjadi gatal dan tidak nyaman saat menggunakan ABD. Hal ini bisa disebabkan karena reaksi alergi pada kulit dengan bahan dari alat bantu pendengaran. Alergi pada pengguna alat bantu pendengaran bisa disebabkan oleh dua hal, yakni penumpukan cairan pada alat atau iritasi kulit.

Alat bantu pendengaran yang berbahan dasar plastik sering kali menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Konsultasikan dengan dokter atau petugas medis kepercayaan tentang pemilihan alat yang tepat dan cocok. Informasi dan konseling tentang pilihan alat bantu pendengaran bisa dilakukan melalui Aqm-hearingcenter.com sebagai klinik pendengaran terpercaya.

Keuntungan melakukan konsultasi sebelum memilih jenis alat bantu pendengaran adalah terhindar dari kemungkinan penggunaan alat yang tidak pas di telinga. Alat yang tidak pas akan menyebabkan tekanan berlebihan dan membuat telinga gatal. Selain itu, kemungkinan air yang terperangkap pada alat bantu pendengaran akan menyebabkan reaksi alergi dan gatal.

Itulah beberapa mitos dan fakta seputar efek samping alat bantu pendengaran yang beredar. Diharapkan kedepannya masyarakat tidak lagi percaya mitos dan berani memeriksakan kondisi kesehatan pendengaran pada ahli medis. Menggunakan alat bantu pendengaran dan melakukan terapi rutin juga sangat diperlukan untuk memperkecil resiko gangguan yang terjadi.

By

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *